Berbagi pengetahuan dan informasi tentang blog dan SEO terkini untuk para blogger tentang pentingnya SEO, cara kerja SEO dan algoritma Google, optimasi SEO on page dan off page, pemilihan kata kunci (keyword), membangun backlink, alat SEO, trafik organik, template blog yang responsive dan SEO friendly, domain TLD, dll

Senin, 18 Desember 2017

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental


hai, hai, kali ini kami hadir sebagai @ruang.galeri di instagram. Nantinya kami berharap bisa membuka persewaan pernak-pernik yang berkaitan dengan wedding event. Untuk sementara kami baru menyewakan mahkota pengantin atau wedding crown. Kebaya kartini, kebaya kutu baru, rok batik, gaun pengantin muslimah, dll menyusul.

READY to RENT ya, alias siap untuk disewa ...
Lokasi Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.
Sementara baru bisa disewakan untuk daerah Sleman, Jogja, dan sekitarnya.
Harga mulai 30rb rupiah.

Berikut penampakan umum yang tersebar di mana-mana.

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental JogjaPersewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja
Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental JogjaPersewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja
Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja


Di bawah ini foto aslinya dari beberapa sisi.

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja



Semoga koleksi @ruang.galeri segera bertambah, aamiin ....

Bila berminat atau ingin bertanya, silakan kirim pesan DM ke instagram @ruang.galeri ....
Terima kasih ....

https://www.instagram.com/ruang.galeri/

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja


Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Persewaan Mahkota Pengantin, Wedding Crown Rental Jogja

Jumat, 22 September 2017

Ayam dan Telur Untuk Kesehatan dan Kecerdasan


Selain karbohidrat, protein merupakan zat makanan yang harus dipenuhi oleh individu setiap harinya. Jika kekurangan protein, individu tersebut akan mengalami gizi buruk atau sering disebut dengan malnutrisi. Di Indonesia yang merupakan negara beraneka ragam kekayaan alam saja kasus gizi buruk pada anak masih ditemukan di berbagai daerah. Selain faktor kemiskinan, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peran protein untuk kesehatan. Beberapa orang tua tak acuh terhadap kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi oleh anaknya. Padahal sumber protein banyak di sekitar kita, seperti tempe, tahu, telur, daging ayam, susu, ikan, gandum, jagung, dan kacang.

Protein merupakan komponen utama sel manusia karena berfungsi sebagai zat utama pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein mengandung nitrogen yang diyakini sebagai faktor penting untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh. Setelah diserap oleh tubuh, protein akan dipecah-pecah menjadi asam amino. Mutu protein ditentukan oleh seberapa besar komposisi asam amino yang dapat diserap oleh tubuh pada bahan makanan nabati maupun hewani. Protein nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti biji-bijian (jagung, gandum, kacang) tak seluruhnya bisa dimanfaatkan oleh tubuh. Selain itu, protein nabati tidak mengandung asam amino yang lengkap. Protein nabati sulit lebih sulit dicerna karena terdapat selulosa pada struktur selnya. Sebaliknya, protein hewani yang berasal dari telur, daging, dan susu bisa dimanfaatkan seluruhnya oleh tubuh karena mengandung asam amino esensial yang lengkap dalam jumlah seimbang dan mudah dicerna oleh tubuh. Itulah sebabnya sumber pangan protein hewani mempunyai kualitas gizi yang lebih dibandingkan protein nabati.

Kekurangan protein bisa menjadikan seseorang rentan terhadap penyakit sehingga lebih mudah sakit. Oleh karena itu, pemberian protein hewani seperti telur dan daging dilakukan sejak dini bahkan semenjak anak masih berada di dalam kandungan. Selain menyehatkan, protein hewani mempunyai peran yang penting untuk pembentukan sel otak sejak anak masih berupa janin sampai berumur 2 tahun. Bila ibu hamil kekurangan gizi, hal tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang janin. Keadaan tersebut tidak akan bisa lagi diperbaiki dengan pemberian gizi setelah kelahiran karena jumlah sel otak anak tidak bisa berkembang lagi.



Contoh protein hewani yang murah, mudah didapat, dan mudah diolah adalah telur dan ayam. Namun, konsumsi telur dan daging ayam di Indonesia masih tergolong rendah, yakni rata-rata 2 butir seminggu. Padahal setiap gram telur mengandung protein sebesar 12,5%. Bahkan sebagian orang lebih suka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok daripada membeli sebutir telur untuk dikonsumsi setiap harinya yang harganya sebanding dengan 2 buah rokok.

Pada tanggal 15 bulan Oktober ini diperingati sebagai Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) yang mulai dicanangkan pada 2011 yang lalu. Melalui peringatan setiap tahun ini diharapkan kesadaran masyarakat kian meningkat akan pentingnya mengkonsumsi ayam dan telur sebagai protein hewani untuk kesehatan dan mendukung kecerdasan atau intelijensi anak. Salah satu penyebab masih banyaknya masyarakat yan mengabaikan pentingnya protein hewani adalah salahnya pemahaman masyarakat tentang ayam dan telur itu sendiri. Masyarakat menuding telur merupakan penyebab bisul dan jerawat karena disuntik dengan hormon yang dapat membahayakan kesehatan. Demikian juga dengan ayam pedaging. Padahal satu suntik hormon memerlukan biaya 5 USD atau setara dengan Rp65.000,00 sehingga tidak memungkinkan untuk menjual telur dengan harga Rp20.000,00 per kilonya. Bisul atau jerawat akibat telur biasanya terjadi pada orang yang alergi dengan protein hewani pada telur. Namun, hal tersebut terjadi pada orang-orang tertentu saja. Orang yang tidak memiliki riwayat alergi protein hewani tidak khawatir untuk mengkonsumsi ayam maupun telur karena kandungannya baik untuk kesehatan tubuh.

Ayam dan telur sebenarnya tidak mengandung kolesterol jahat. Kolesterol baik menjadi kolesterol jahat disebabkan oleh kesalahan pengolahan ayam dan telur. Ayam dan telur digoreng menggunakan minyak yang sudah berkali-kali digunakan untuk memasak.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TELUR


Telur terdiri atas kuning telur dan putih telur

- Kuning telur kaya akan kandungan vitamin dan mineral, terutama vitamin A, vitamin B2, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin D, zat besi, kalsium, Omega-3, phosphor, potassium, dan kolesterol. Lemak tak jenuh yang terdapat pada kuning telur baik bagi penderita jantung untuk mengontrol kadar gula dan kolesterol dalam darah mereka selama tidak berlebihan.

- Putih telur tidak mengandung lemak. Putih telur lebih banyak mengandung protein dengan kualitas terbaik yang bisa langsung diserap oleh tubuh 100%. Protein dalam putih telur juga bisa sebagai pengganti protein dalam susu sehingga jika ada yang tidak suka minum susu, bisa mengkonsumsi putih telur saja



Kandungan Gizi Dalam Telur

1. Kolesterol
Telur ayam berukuran sedang mengandung 186 mg kolesterol. Kolesterol dalam telur masih dianggap aman jika dikonsumsi setiap hari karena batas aman konsumsi kolesterol harian adalah 300 mg/hari. Jadi, setiap orang bisa mengkonsumsi satu butir telur setiap harinya. Jika berlebihan, tubuh akan kelebihan kolesterol.

2. Kalori
Sebutir telur utuh berisi total 66 kalori: 41 kalori berasal dari lemak dan 25 kalori dari protein.

3. Lemak
Telur mengandung sekitar 4,5 gram lemak (1 gram lemak jenuh dan 3,5 gram lemak tak jenuh). Di setiap gram lemaknya memiliki 9 kalori. Jadi, satu porsi telur mengandung sekitar 41 kalori dari lemak.

4. Protein
Sebutir telur mengandung sekitar 6,3 gram protein dan di setiap protein mengandung 4 kalori sehingga satu porsi telur mengandung sekitar 25 kalori dari protein.


5 Alasan Kita Seharusnya Tidak Memusuhi Telur

1. Kandungan gizinya diperlukan untuk pertumbuhan sel otak bayi
Telur seharusnya dikonsumsi secara rutin oleh ibu hamil karena kaya akan kandungan kolin dan vitamin B yang dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi. Otak bayi yang berkembang dengan baik akan mendukung kecerdasannya. Kolin bisa menurunkan risiko gangguan mental pada bayi dan penyakit down syndrome serta demensia.

2. Mengurangi keinginan "ngemil"
Sarapan tinggi protein bisa menurunkan keinginan untuk "ngemil" kemudian karena makanan berprotein tinggi akan meninggalkan rasa kenyang.

3. Meningkatkan refleks
Studi tahun 2014 menemukan bahwa tirosin dan asam amino yang terkandung dalam telur membantu meningkatkan respon atau refleks ketika seseorang berada pada situasi tertentu yang membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat seperti saat mengemudi.

4. Menurunkan risiko kanker
Antioksidan pada telur yang sudah dimasak bisa menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung karena kandungan antioksidanny setara dengan apel.

5. Kandungan proteinnya bisa menurunkan tekanan darah

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

AYAM

Ayam merupakan salah satu sumber protein hewani berupa daging yang harganya relatif terjangkau masyarakat dari segala kalangan jika dibandingkan dengan daging kambing atau sapi. Apapun jenis ayamnya, baik ras maupun kampung, kandungan protein yang terkandung dalam daging sangat berguna bagi tubuh untuk pembentukan sel baru.


Protein yang berasal dari hewan memiliki beberapa keunggulan.

1. Memiliki kandungan asam amino yang tersusun mirip dengan susunan asam amino pada manusia
2. Pada protein hewani ditemukan zat penting yang berperan dalam perbaikan, pembentukan, dan perawatan jaringan, yaitu lisin dan metionin
3. Asam aminonya mudah dicerna sehingga sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak untuk mendukung pertumbuhannya dan ibu hamil untuk memacu perkembangan kecerdasan anak karena kualitas proteinnya tinggi
4. Protein hewani tidak mengandung senyawa biogenik yang dapat mengganggu penyerapan asam amino dan mineral
5. Protein hewani mengandung banyak mengandung nitrogen yang dimanfaatkan tubuh untuk menyusun protein-protein lainnya

ayam


Khasiat dan Manfaat Daging Ayam Untuk Kesehatan

1. Mencegah anemia karena kandungan zat besi pada daging ayam tinggi
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena mengandung banyak mineral sehingga tidak mudah terserang penyakit seperti flu.
3. Mempertahankan keseimbangan kolesterol karena mengandung zat niasin yang mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dengan cara daging ayam direbus atau dikukus
4. Memperkuat tulang karena mengandung kalsium yang tinggi
5. Bagus untuk tumbuh kembang anak karena mengandung kalsium dan fosfor yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang
6. Meningkatkan nafsu makan karena hampir semua orang menyukai olahan daging ayam
7. Penghilang stres karena mengandung vitamin B5 atau asam pantotenat yang memberikan efek tenang pada sel-sel syaraf
8. Mengurangi risiko radang sendi (arthritis) karena mengandung zat selenium yang bisa mencegah sakit di bagian-bagian persendian sehingga sangat baik dikonsumsi oleh orang yang sudah berumur lanjut
9. Menjaga kesehatan gigi karena mengandung fosfor yang menjaga kesehatan gigi serta tulang supaya tak mudah alami kerusakan
11. Memperlancar metabolisme tubuh karena kandungan vitamin B12 pada daging ayam akan mengaktifkan kinerja enzim-enzim yang dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh
12. Mencegah kanker karena mengandung niasin yang bisa menghindari terjadinya kerusakan sel-sel DNA pencetus kanker
13. Mencegah serangan jantung berkat kandungan zat niasin yang membuat kadar kolesterol jahat dan baik menjadi seimbang
14. Menambah massa otot jika dikonsumsi secara tepat, tidak berlebihan
15. Sebagai sumber pembangun tubuh karena mengandung protein tinggi yang baik untuk memperbaiki sel-sel yang rusak rusak sekaligus tumbuh kembang berbagai jaringan dan organ.
16. Kandungan zat kimiawi beracun dalam daging sangat rendah
17. Kandungan lemak pada daging ayam sangat minim
18. Menjaga kesehatan mata dan menajamkan penglihatan karena mengandung vitamin A
19. Mengatasi dan mencegah katarak karena mengandung vitamin B

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akibat Kekurangan Protein Hewani

Bagi balita 
1. Menyebabkan gangguan perkembangan otak
2. Perkembangan mental terhambat (down syndrome)
3. Produktifitas kerja kelak menjadi rendah ketika dewasa
4. Malnutrisi
5. Meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit

Bagi orang dewasa
1. Stamina tubuh menurun
2. Regenerasi sel-sel rusak terhambat
3. Sel darah merah mudah pecah
4. Mudah anemia

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selain memberikan manfaat kesehatan, protein hewani memiliki asam amino yang lengkap (hampir tidak bisa digantikan dengan protein nabati) dalam hal mendukung fungsi otak untuk kecerdasan. Padahal di Indonesia ini telur dan daging ayam mudah didapatkan dengan harga yang relatif murah. Jadi, mengapa kita tidak mengkonsumsinya setiap hari?

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber:
1. https://news.detik.com/opini/919154/sebutir-telur-segelas-susu-dan-sepotong-daging-investasi-kecerdasan-bangsa
2. https://karyatulisilmiah.com/klasifikasi-protein/
3. http://nova.grid.id/Kesehatan/Anak/Protein-Dan-Energi-Mendukung-Kecerdasan?page=all
4. http://pinsarindonesia.com/bahan-lomba-menulis-artikel-hari-ayam-dan-telur-nasional-hatn-2017dan-hari-telur-sedunia-2017/
5. http://www.japanindocuteculture.com/2014/06/jumlah-protein-dalam-telur-putih-telur.html
6. http://lifestyle.kompas.com/read/2014/04/14/1443340/5.Alasan.untuk.Tidak.Memusuhi.Telur
7. http://disehat.com/kandungan-gizi-telur-ayam-dan-manfaatnya/
8. http://tentanghewan.com/protein-hewani-dalam-daging-ayam/
9. http://www.khasiat.co.id/daging/ayam.html
10. https://klinikgizi.com/2016/07/09/daging-ayam-kandungan-gizi-dan-manfaatnya/

Kamis, 24 Agustus 2017

Tombol Reply / Balas Hilang di Blogspot


Sedikit curhat ketidaktahuan saya selama beberapa tahun menggunakan blogspot ini. Saya sering kali bermasalah dengan tombol reply atau balas di kolom komentar yang tidak muncul. Just why? Kenapa hilang? Kenapa ga muncul padahal template versi demonya baik-baik aja, tombol balas dan hapus ga pernah pisah? Saya searching di google berhari-hari sampe kepala pening. Saya coba kode ini itu dan tidak ada yang berhasil. Ternyata oh ternyata setingan di blogger-nya yang bermasalah, bukan di template-nya. Ok, saya mengaku cupu, haha ....

1. Buka blogger kalian
2. Klik Setingan - Postingan, komentar, dan berbagi
    Bagi yang menggunakan bahasa Inggris silakan menyesuaikan sendiri :P

tombol reply balas di blogspot

3. Lihat bagian komentar
    Ubah Lokasi Komentar menjadi Tersemat atau Embedded !
    Ingat ya! TERSEMAT! EMBEDDED!
    Jangan yang Full atau Penuh!
    Nanti tombol balas dan hapus ga akan bersanding di pelaminan .... T_T

menampilkan tombol reply balas di blogspot

4. Simpan.

Sebelumnya, setelan Lokasi Komentar blog saya Penuh atau Full dan cuma muncul tombol Hapus atau Delete saja. Ini nih risiko belajar menggunakan blogspot, tetapi ga ada masternya. :)) *lebai
Sekarang tampilannya sudah cantik. Saya bisa membalas pesan pengunjung blog, fyuh ....
tombol balas dan hapus di komentar blogspot


Eiitt, meskipun setelan di blogger sudah benar TERSEMAT atau EMBEDDED, ada kalanya tombol Reply atau Balas tidak berfungsi ketika di-klik. Nah, ini yang bermasalah ada di bagian kode template bloggernya. Berikut cara mengatasinya.

1. Masuk ke blogger kalian lagi.
2. Klik Tema - Edit HTML
3. Cari kode di bawah ini (cukup copy-paste bagian teratasnya saja, nanti otomatis ketemu semua kok)

<b:includable id='threaded_comment_js' var='post'>
  <script defer='defer' expr:src='data:post.commentSrc' type='text/javascript'/>

  <script type='text/javascript'>
    (function() {
      var items = <data:post.commentJso/>;
      var msgs = <data:post.commentMsgs/>;
      var postId = &#39;<data:post.id/>&#39;;
      var feed = &#39;<data:post.commentFeed/>&#39;;
      var authorName = &#39;<data:post.author/>&#39;;
      var authorUrl = &#39;<data:post.authorUrl/>&#39;;
      var blogId = &#39;<data:top.id/>&#39;;
      var baseUri = &#39;<data:post.commentBase/>&#39;;

// <![CDATA[
      feed += '?alt=json&v=2&orderby=published&reverse=false&max-results=50';
      var cursor = null;
      if (items && items.length > 0) {
        cursor = parseInt(items[items.length - 1].timestamp) + 1;
      }

      var bodyFromEntry = function(entry) {
        if (entry.gd$extendedProperty) {
          for (var k in entry.gd$extendedProperty) {
            if (entry.gd$extendedProperty[k].name == 'blogger.contentRemoved') {
              return '<span class="deleted-comment">' + entry.content.$t + '</span>';
            }
          }
        }
        return entry.content.$t;
      }

      var parse = function(data) {
        cursor = null;
        var comments = [];
        if (data && data.feed && data.feed.entry) {
          for (var i = 0, entry; entry = data.feed.entry[i]; i++) {
            var comment = {};
            // comment ID, parsed out of the original id format
            var id = /blog-(d+).post-(d+)/.exec(entry.id.$t);
            comment.id = id ? id[2] : null;
            comment.body = bodyFromEntry(entry);
            comment.timestamp = Date.parse(entry.published.$t) + '';
            if (entry.author && entry.author.constructor === Array) {
              var auth = entry.author[0];
              if (auth) {
                comment.author = {
                  name: (auth.name ? auth.name.$t : undefined),
                  profileUrl: (auth.uri ? auth.uri.$t : undefined),
                  avatarUrl: (auth.gd$image ? auth.gd$image.src : undefined)
                };
              }
            }
            if (entry.link) {
              if (entry.link[2]) {
                comment.link = comment.permalink = entry.link[2].href;
              }
              if (entry.link[3]) {
                var pid = /.*comments/default/(d+)?.*/.exec(entry.link[3].href);
                if (pid && pid[1]) {
                  comment.parentId = pid[1];
                }
              }
            }
            comment.deleteclass = 'item-control blog-admin';
            if (entry.gd$extendedProperty) {
              for (var k in entry.gd$extendedProperty) {
                console.log(entry.gd$extendedProperty[k].name + ' - ' + entry.gd$extendedProperty[k].value);
                if (entry.gd$extendedProperty[k].name == 'blogger.itemClass') {
                  comment.deleteclass += ' ' + entry.gd$extendedProperty[k].value;
                }
              }
            }
            comments.push(comment);
          }
        }
        return comments;
      };

      var paginator = function(callback) {
        if (hasMore()) {
          var url = feed;
          if (cursor) {
            url += '&published-min=' + new Date(cursor).toISOString();
          }
          window.bloggercomments = function(data) {
            var parsed = parse(data);
            cursor = parsed.length < 50 ? null
                : parseInt(parsed[parsed.length - 1].timestamp) + 1
            callback(parsed);
            window.bloggercomments = null;
          }
          url += '&callback=bloggercomments';
          var script = document.createElement('script');
          script.type = 'text/javascript';
          script.src = url;
          document.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(script);
        }
      };
      var hasMore = function() {
        return !!cursor;
      };
      var getMeta = function(key, comment) {
        if ('iswriter' == key) {
          var matches = !!comment.author
              && comment.author.name == authorName
              && comment.author.profileUrl == authorUrl;
          return matches ? 'true' : '';
        } else if ('deletelink' == key) {
          return baseUri + '/delete-comment.g?blogID=' + blogId + '&postID=' + comment.id;
        } else if ('deleteclass' == key) {
          return comment.deleteclass;
        }
        return '';
      };

      var replybox = null;
      var replyUrlParts = null;
      var replyParent = undefined;

      var onReply = function(commentId, domId) {
        if (replybox == null) {
          // lazily cache replybox, and adjust to suit this style:
          replybox = document.getElementById('comment-editor');
          if (replybox != null) {
            replybox.height = '250px';
            replybox.style.display = 'block';
            replyUrlParts = replybox.src.split('#');
          }
        }
        if (replybox && (commentId !== replyParent)) {
          document.getElementById(domId).insertBefore(replybox, null);
          replybox.src = replyUrlParts[0]
              + (commentId ? '&parentID=' + commentId : '')
              + '#' + replyUrlParts[1];
          replyParent = commentId;
        }
      };

      var tok = 'comment-form_';
      var hash = window.location.hash || '';
      var startThread = hash.indexOf(tok) == 1 ? hash.substring(tok.length + 1) : undefined;

      // Configure commenting API:
      var configJso = {
        'maxDepth': 2
      };
      var provider = {
        'id': postId,
        'data': items,
        'loadNext': paginator,
        'hasMore': hasMore,
        'getMeta': getMeta,
        'onReply': onReply,
        'rendered': true,
        'initReplyThread': startThread,
        'config': configJso,
        'messages': msgs
      };

      var render = function() {
        if (window.goog && window.goog.comments) {
          var holder = document.getElementById('comment-holder');
          window.goog.comments.render(holder, provider);
        }
      };

      // render now, or queue to render when library loads:
      if (window.goog && window.goog.comments) {
        render();
      } else {
        window.goog = window.goog || {};
        window.goog.comments = window.goog.comments || {};
        window.goog.comments.loadQueue = window.goog.comments.loadQueue || [];
        window.goog.comments.loadQueue.push(render);
      }
    })();
// ]]>
  </script>
</b:includable>


++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

4. Ganti semua kode di atas dengan kode berikut.

<b:includable id='threaded_comment_js' var='post'>
  <script async='async' expr:src='data:post.commentSrc' type='text/javascript'/>

  <script type='text/javascript'>
    (function() {
      var items = <data:post.commentJso/>;
      var msgs = <data:post.commentMsgs/>;
      var config = <data:post.commentConfig/>;

// <![CDATA[
      var cursor = null;
      if (items && items.length > 0) {
        cursor = parseInt(items[items.length - 1].timestamp) + 1;
      }

      var bodyFromEntry = function(entry) {
        if (entry.gd$extendedProperty) {
          for (var k in entry.gd$extendedProperty) {
            if (entry.gd$extendedProperty[k].name == 'blogger.contentRemoved') {
              return '<span class="deleted-comment">' + entry.content.$t + '</span>';
            }
          }
        }
        return entry.content.$t;
      }

      var parse = function(data) {
        cursor = null;
        var comments = [];
        if (data && data.feed && data.feed.entry) {
          for (var i = 0, entry; entry = data.feed.entry[i]; i++) {
            var comment = {};
            // comment ID, parsed out of the original id format
            var id = /blog-(d+).post-(d+)/.exec(entry.id.$t);
            comment.id = id ? id[2] : null;
            comment.body = bodyFromEntry(entry);
            comment.timestamp = Date.parse(entry.published.$t) + '';
            if (entry.author && entry.author.constructor === Array) {
              var auth = entry.author[0];
              if (auth) {
                comment.author = {
                  name: (auth.name ? auth.name.$t : undefined),
                  profileUrl: (auth.uri ? auth.uri.$t : undefined),
                  avatarUrl: (auth.gd$image ? auth.gd$image.src : undefined)
                };
              }
            }
            if (entry.link) {
              if (entry.link[2]) {
                comment.link = comment.permalink = entry.link[2].href;
              }
              if (entry.link[3]) {
                var pid = /.*comments/default/(d+)?.*/.exec(entry.link[3].href);
                if (pid && pid[1]) {
                  comment.parentId = pid[1];
                }
              }
            }
            comment.deleteclass = 'item-control blog-admin';
            if (entry.gd$extendedProperty) {
              for (var k in entry.gd$extendedProperty) {
                if (entry.gd$extendedProperty[k].name == 'blogger.itemClass') {
                  comment.deleteclass += ' ' + entry.gd$extendedProperty[k].value;
                }
              }
            }
            comments.push(comment);
          }
        }
        return comments;
      };

      var paginator = function(callback) {
        if (hasMore()) {
          var url = config.feed + '?alt=json&v=2&orderby=published&reverse=false&max-results=50';
          if (cursor) {
            url += '&published-min=' + new Date(cursor).toISOString();
          }
          window.bloggercomments = function(data) {
            var parsed = parse(data);
            cursor = parsed.length < 50 ? null
                : parseInt(parsed[parsed.length - 1].timestamp) + 1
            callback(parsed);
            window.bloggercomments = null;
          }
          url += '&callback=bloggercomments';
          var script = document.createElement('script');
          script.type = 'text/javascript';
          script.src = url;
          document.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(script);
        }
      };
      var hasMore = function() {
        return !!cursor;
      };
      var getMeta = function(key, comment) {
        if ('iswriter' == key) {
          var matches = !!comment.author
              && comment.author.name == config.authorName
              && comment.author.profileUrl == config.authorUrl;
          return matches ? 'true' : '';
        } else if ('deletelink' == key) {
          return config.baseUri + '/delete-comment.g?blogID='
               + config.blogId + '&postID=' + comment.id;
        } else if ('deleteclass' == key) {
          return comment.deleteclass;
        }
        return '';
      };

      var replybox = null;
      var replyUrlParts = null;
      var replyParent = undefined;

      var onReply = function(commentId, domId) {
        if (replybox == null) {
          // lazily cache replybox, and adjust to suit this style:
          replybox = document.getElementById('comment-editor');
          if (replybox != null) {
            replybox.height = '250px';
            replybox.style.display = 'block';
            replyUrlParts = replybox.src.split('#');
          }
        }
        if (replybox && (commentId !== replyParent)) {
          document.getElementById(domId).insertBefore(replybox, null);
          replybox.src = replyUrlParts[0]
              + (commentId ? '&parentID=' + commentId : '')
              + '#' + replyUrlParts[1];
          replyParent = commentId;
        }
      };

      var hash = (window.location.hash || '#').substring(1);
      var startThread, targetComment;
      if (/^comment-form_/.test(hash)) {
        startThread = hash.substring('comment-form_'.length);
      } else if (/^c[0-9]+$/.test(hash)) {
        targetComment = hash.substring(1);
      }

      // Configure commenting API:
      var configJso = {
        'maxDepth': config.maxThreadDepth
      };
      var provider = {
        'id': config.postId,
        'data': items,
        'loadNext': paginator,
        'hasMore': hasMore,
        'getMeta': getMeta,
        'onReply': onReply,
        'rendered': true,
        'initComment': targetComment,
        'initReplyThread': startThread,
        'config': configJso,
        'messages': msgs
      };

      var render = function() {
        if (window.goog && window.goog.comments) {
          var holder = document.getElementById('comment-holder');
          window.goog.comments.render(holder, provider);
        }
      };

      // render now, or queue to render when library loads:
      if (window.goog && window.goog.comments) {
        render();
      } else {
        window.goog = window.goog || {};
        window.goog.comments = window.goog.comments || {};
        window.goog.comments.loadQueue = window.goog.comments.loadQueue || [];
        window.goog.comments.loadQueue.push(render);
      }
    })();
// ]]>
  </script>
</b:includable>

5. Simpan template.

Kalau ternyata masih bermasalah, ganti aja template-nya karena saya bukan master-nya bidang ini, hihihi ....

GoodLuck

Rabu, 24 Mei 2017

Hariku Bersama Prelo: Cuci Mata Setiap Hari


Dulu, beberapa bulan yang lalu saya sempat bepikir "Kok ga ada ya website yang khusus menjual barang-barang preloved gitu?! Website sebelah ga lengkap pake banget. Padahal pengen kosmetik itu ... T_T ". Selama beberapa minggu saya mantengin instagram, berharap banget ada yang jual kosmetik merk X dgn harga murah, second juga gapapa deh asal good condition. Sampai akhirnya saya nemuin postingan seseorang dengan tambahan keterangan http://prelo.co.id di captionnya. Prelo? Preloved? Barang bekas gitu? Sepertinya sih memang website tentang preloved alias barang yang sudah terpakai. Seketika saya langsung meluncur ke prelo.co.id dibekali dengan rasa penasaran yang cukup besar. Yup, benar! Website barang-barang preloved! Haha, ada juga website kayak gini …. Kesan pertama: warna websitenya cenderung biru toska, masih aneh, gimana cara nyari barangnya? Untung saya tombol search ada di atas *dulu saya pake browser di hape. Langsung deh ketik-ketik. Lihat-lihat foundation bekas, lipstick bekas, eye shadow bekas, blush on bekas, concealer bekas, dll. Saya berburu kosmetik bekas karena memang sedang belajar make up. Boros juga kalau harus beli produk yang baru. Uang seratus ribu ga cukup pake banget.

Awalnya saya tidak tertarik untuk register karena memang belum ada barang yang harganya sesuai dengan budget saya. Maju mundur cantik, beberapa hari kemudian saya pun melakukan register, tetapi lagi-lagi saya bingung cara pakainya, haha …. Dan baru kemarin ini saya memverifikasi akun saya. Ternyata verifikasinya cukup gampang.

Sejak itulah saya setiap hari buka tutup website prelo.co.id sebanyak 3-6 kali sehari. Wuih, ngelebihin minum obat 3 kali sehari. Saya pantengin terus kosmetik preloved: blush on second, lipstick second, dll. Kali ini saya sedang berburu eye shadow palette second merk in*z yang versi professional karena pigmennya bagus walaupun merk lokal. Beberapa hari yang lalu ada yang mengiklankan di prelo, namun harganya tidak sesuai budget saya. Yah, kok harganya masih tinggi? Eh, ternyata ada pilihan tawar. Saya juga baru tahu kemarin ini. Haha, ke mana saja saya selama ini?! Barangnya sudah terlanjur hilang dari peredaran di website prelo. Ok, fix, saya harus bersabar lagi, menunggu ada orang yang ngiklanin lagi di prelo. Semoga, semoga ….

Meskipun suka searching produk kosmetik preloved, saya juga sering kok lihat-lihat gadget. Banyak ya yang jual smartphone. Selain itu, ada juga yang menjual harddisk internal second untuk PC. No bad sector! Wah, kapan-kapan beli nih! Website prelo.co.id ini memang cukup ajaib. Saya kira cuma sedikit penggunanya, ternyata lumayan banyak seller dan buyer-nya.

Belanja lewat website prelo ini ternyata juga terdapat beberapa kekurangan seperti beberapa barang dijual oleh seller yang berbeda. Kan enak ya kalau satu seller gitu, beli beberapa barang kan bisa minta diskon sama penjualnya kalau memang bisa ditawar, ongkos kirimnya juga lebih hemat. Saya kadang juga menemukan harga jual barang preloved lebih mahal dari harga beli produk di kota saya ini. Kalau masalah yang satu ini, saya mending skip, langsung beli produk yang baru.

Enaknya prelo.co.id itu kita bisa survei harga jual suatu barang dengan merk yang sama dan kondisi yang sama. Nah, referensi harga ini bisa menguntungkan kita jika kita ingin menjual barang-barang pribadi yang sudah tidak terpakai. Selain itu, jika ada teman yang menawarkan barang bekasnya, kita bisa tahu apakah harga yang ditawarkan itu tinggi, normal, atau rendah. Jadi, kita bisa mengira-ngira barang tersebut worth it untuk dibeli atau tidak.

Saya sendiri belum pernah melakukan transaksi lewat prelo karena memang belum ada barang yang saya inginkan. Sekalinya ada, ternyata lebih mending beli baru saja setelah dihitung-hitung dengan ongkos kirimnya. Berhubung prelo ini merupakan pihak ketiga antara pembeli dan penjual, transaksinya seharusnya aman karena uang akan ditransfer ke rekening milik prelo.

Oiya, ada satu barang lagi yang saya inginkan. Semoga ada jual wifi extender tp-l*nk RE200 *ngarep banget. Saat ini belum ada yang menjual wifi extender bekas di prelo. Duh, kayaknya ini memang barang langka.

Begitulah, hariku bersama prelo: cuci mata setiap hari. Lihat barang bekas yang kece, survei harga, menunggu ada yang menjual eye shadow merk in*z yang versi profesional, dan ngelirik produk second lainnya.

Selasa, 28 Februari 2017

thanks to Jolie Jogja Wirobrajan


Beberapa waktu yang lau (baca: beberapa bulan yang lalu *postingannya masih draft, lupa tidak diupload T_T) di lomba blog yang diadakan Jolie Jogja Wirobrajan saya masuk 3 besar *hip hip hore hip hip hore*. Saya bahkan tidak menyangka. Hadiahnya beneran lho ya .... Di bawah ini foto serah terima hadiah antara saya dan pihak Jolie Jogja Wirobrajan. Maafkan muka saya yang saya edit sendiri karena saya tidak menyangka bakal ada acara foto-foto bersama embak cantik. Muka saya kucel dengan baju yang super ala kadarnya :)). Pas banget background fotonya hitam serba pernak-pernik. Saya suka, saya suka. Sering-sering deh kalian mengunjungi Jolie Jogja Wirobrajan. Kalian bisa foto-foto ceria di bagian depan. Backgroundnya beda-beda lho tiap bulannya. Beberapa waktu yang lalu ke sana pas backgroundnya penuh dengan bunga-bunga sintetis. Kalau tidak salah, pas event tahun baru. Eits, jangan salah! Biarpun bunganya bukan bunga beneran, tetapi hasilnya waow, recommended deh buat foto-foto. Dua jempol pokoknya. Semoga suatu saat saya dapat banyak rezeki sehingga bisa membeli pernak-pernik di Jolie Jogja Wirobrajan untuk membuat background foto yang kece badai. Saya mendapatkan merchandise berupa mug, kartu diskon, dan beberapa voucher dari Villa Crepes. Mug ini berguna banget karena kebetulan gelas digimon saya rusak T_T. Semoga saja Jolie Jogja Wirobrajan menambah koleksi berupa gelas karakter *eh, udah atau belum ya? Karena kompetisi ini pula, saya bisa beli domain .web.id dgn hasil www.jasfora.web.id, bkn lagi berekstensi blogspot. Meskipun harga domainnya paling murah, tapi ini cukup powerfull untuk bisa dikenali oleh mesin penelusuran milik google secara cepat. So, thank you, Jolie Jogja Wirobrajan :)

hadiah merchandise dari Jolie Jogja Wirobrajan


serah terima hadiah dan merchandise dari Jolie Jogja Wirobrajan


serah terima hadiah dan merchandise dari Jolie Jogja Wirobrajan


Sabtu, 25 Februari 2017

Gangnam District, Hunian Modern di Pusat Bekasi


Gangnam District merupakan hunian modern baru di wilayah pusat kota Bekasi. Kota Bekasi adalah salah satu kota di Indonesia yang berkembang secara pesat dan mempunyai populasi penduduk muda yang besar. Mereka tinggal di Bekasi untuk belajar dan bekerja. Ada beberapa universitas dan sekolah di sekitar apartemen ini. Apartemen Gangnam District ini lebih murah dari harga mobil, mulai dari 286 juta rupiah. Gangnam District merupakan superblok dengan gaya kehidupan yang diadaptasi dari wilayah Gangnam di Korea Selatan. Kawasan ini dimaksudkan sebagai tempat berkumpulnya anak muda yang kreatif sehingga menjadi kawasan yang hype. Apartemen Gangnam Distrik ini memang ditujukan kepada orang-orang yang mempunyai jiwa muda yang ingin mulai berinvestasi sehingga harganya terjangkau. Kawasan Gangnam Disrict juga dilengkapi dengan shopping mall, bioskop, hotel, dan ballroom. Penghuni dapat belanja, menikmati makanan, dan bermain. Apartemen Gangnam District ini dikembangkan oleh salah satu developer tingkat dunia, yaitu Pollux Properties. Developer ini merupakan satu dari pengembang terbesar di Indonesia dan telah mendapatkan beberapa penghargaan. Bekasi Dream Landmark, Gangnam District mempunyai banyak fasilitas seperti mudahnya transportasi, smart living at your fingertips, 24 hours home care service, 24 hours laundromat, serta infinity pool. Ada 6 cara pembayaran: cash (tunai), angsuran (selama 12, 24, 36, atau 48 bulan) tanpa uang muka, dan melalui KPA . Nyesel lho kalau tidak pesan sekarang juga.
Gangnam District, Hunian Modern di Pusat Bekasi


Berikut lokasi beberapa universitas dan sekolah di Gangnam District: 810 sekolah dasar, 306 SMP, 246 SMA, dll. 
peta lokasi beberapa universitas dan sekolah di apartemen Gangnam Distric

peta lokasi beberapa universitas dan sekolah di apartemen Gangnam Distric
Lokasi beberapa sekolah dan universitas di sekitar apartemen Gangnam District

Transportasi
Transportasi akan lebih mudah dan nyaman karena Light Rail Transit (LRT) dengan rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (JABODEBEK) sedang dibangun oleh pemerintah daerah (Pemda) Bekasi sehingga apartemen terbaru di Bekasi ini cukup strategis. LRT ini menggunakan aeromoval, yaitu sebuah kereta yang digerakkan dengan tenaga magnet sehingga perjalanan menjadi lebih cepat, mudah, praktis, nyaman, dan seru. Selain transportasi tersebut, Commuter Line akan mengoperasikan double track. Akses jalan dari apartemen Gangnam District semakin mudah karena tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) akan dihubungkan ke tol JORR (Jakarta Lingkar Luar). Hal ini membuat nilai investasi akan terus meningkat. Di Kawasan ini terdapat lebih dari 1.720 area parkir. Penghuni juga dapat menuju ke 2 bandara (Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim) dengan lebih cepat. Jadi, buruan pesan sekarang juga sebelum harga per unitnya naik!
Peta jaringan sistem kereta aeromoval LRT di sekitar apartemen Gangnam District

Smart Living at Your Fingertips
Setiap apartemen di Gangnam District menggunakan Smart Home System dari LifeSmart yang akan meningkatkan kehidupan sehari-hari di dalam apartemen. Penghuni bisa mengawasi orang-orang yang dicintai di dalam apartemen dan apartemennya itu dengan mudah melalui aplikasi LifeSmart selama 24 jam yang bisa diakses melalui smartphone. Hal ini bisa mencegah tingkat pencurian, perampokan, maupun segala sesuatu yang tidak diinginkan. Smart Home System terhubung dengan wireless. Penghuni bisa menerima foto setiap orang yang masuk ke dalam apartemen penghuni secara otomatis. Bahkan penghuni juga bisa merekam video atau menyalakan lampu. Penghuni bisa mengetahui seberapa besar penggunaan listrik maupun air dan mengatur suhu ruangan meskipun penghuni sedang tidak berada di dalam apartemen. Sistem pintar Smart Home System ini membuat penghuni merasa tenang jika harus meninggalkan apartemen. Berikut salah satu produk Smart Home Living dari LifeSmart.

produk Smart Home Living dari LifeSmart


24 Hours Home Care Service
Gangnam District menyediakan layanan kebersihan selama 24 jam jika penghuni tidak sempat melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, membersihkan kamar mandi, atau merapikan tempat tidur. Jika penghuni menginginkan layanan Home Care Service ini, mereka tinggal mengakses aplikasi Smart Living System melalui smartphone maupun tablet dan menekan tombol request atau langsung menghubungi bagian Home Care Service. Penghuni bisa menentukan jam berapa apartemen akan dibersihkan oleh pihak Home Care Service. Hal ini akan membuat penghuni merasa lebih nyaman. Ketika penghuni pulang, apartemen akan selalu terlihat bersih dan rapi. 

24 Hours Laundromat
Gangnam District menyediakan layanan laundry. Penghuni bisa mencuci pakaian sendiri tanpa harus menggunakan air di dalam apartemennya sehingga penggunaan air bisa lebih hemat. Layanan ini merupakan layanan 24 jam.

Selain fasilitas-fasilitas di atas, Gangnam District juga mempunyai fasilitas tempat bermain untuk anak-anak sehingga penghuni tidak perlu pergi jauh untuk bermain dengan anaknya ataupun berkumpul dan berinteraksi dengan teman-temannya. Tempat bermain cukup luas. Penghuni juga bisa berolahraga di area ini atau sekedar hang out saja.
Fasilitas tempat bermain di apartemen Gangnam District

Gangnam District juga menyediakan kolam renang untuk berenang maupun bermain secara gratis. Penghuni tidak perlu capek-capek menyetir kendaraan maupun mengeluarkan uang untuk menikmati fasilitas ini. Penghuni hanya perlu berjalan kaki selama 5 menit untuk menuju ke kolam renang ini. Fasilitas ini bisa dinikmati oleh orang dewasa maupun anak-anak.
fasilitas kolam renang di apartemen Gangnam District untuk orang dewasa dan anak-anak

fasilitas outdoor waterpark di apartemen Gangnam District

Salah satu fasilitas keren yang ditawarkan di apartemen Gangnam District adalah Sky Garden. Penghuni bisa menikmati pemandangan kota Bekasi sambil nongkrong dengan teman-teman ataupun berkumpul dengan keluarga dari lantai 22.
fasilitas sky garden taman di lantai 22 apartemen Gangnam District

Untuk memudahkan penghuni apartemen Gangnam District, akan dibangun Sky Bridge, yaitu jembatan untuk menyeberang dari satu gedung ke gedung lainnya tanpa harus turun. 
sky bridge jembatan penghubung antarapartemen di Gangnam District

Di apartemen Gangnam District juga terdapat restoran yang menyajikan makanan mulai dari sarapan hingga makan malam. Jika stok makanan penghuni apartemen habis, penghuni bisa langsung ke restoran. Keren kan konsep restorannya?!
fasilitas restorandi apartemen Gangnam District


Berikut ini merupakan miniatur apartemen terbaru di Bekasi, Gangnam District, di acara Signing Ceremony dengan 8 bank nasional yang menandakan kerjasama segera dimulai.
miniatur apartemen Gangnam District di kota Bekasi

Gangnam District menyediakan beberapa tipe apartemen, yaitu studio dan 2 kamar tidur, dengan konsep yang modern dan smart living. Setiap tipe apartemen didesain dengan cermat, yaitu pemanfaatan ruangan dengan baik sehingga setiap sudut ruang bisa berguna. Selain itu, furnitur yang akan diberikan juga modern sehingga apartemen ini cocok untuk orang-orang yang berjiwa muda. Tipe Studio sangat cocok untuk mahasiswa ataupun pasangan yang baru menikah karena harganya sangat terjangkau. Tipe Studio ini mempunyai satu tempat tidur, satu kamar mandi, dan satu dapur mini dengan luas bersih sekitar 19,99 m2 dan 22,95 m2 secara keseluruhan. Harganya mulai dari 268 juta rupiah. Tipe 2 kamar tidur mempunyai luas bersih 38,23 m2 dan 45,45 m2 secara keseluruhan. Harganya mulai 536 juta rupiah.
Interior Unit Studio apartemen Gangnam District
Interior unit Studio

konsep desain tipe studio apartemen Gangnam District


Interior Unit 2 bedroom 2 kamar tidur apartemen Gangnam District
Interior unit 2 kamar tidur

konsep desain tipe 2 bedroom 2 kamar tidur apartemen Gangnam District

Berikut konsep Pollux Mall yang berada di Gangnam District secara lengkap. Pollux Mall lengkap dengan berbagai tenant yang akan memenuhi kebutuhan sehari-hari penghuni apartemen Gangnam District. Penghuni pun tidak perlu naik kendaraan umum atau menyetir kendaraan untuk berbelanja ataupun makan. Di Pollux Mall juga terdapat bioskop Cinema XXI untuk penghuni yang ingin menonton film. 
konsep desain shopping mall pollux mall di gangnam district


1. Fasilitas outdoor
-Path/jogging track
-Reflexology Path
-Sun Terrace and Garden
-BBQ Corner
-Swimming Pool

2. Fasilitas Indoor
-Individual Entrance Lobby
-Multi-function Room
-Lobby Lounge Bar
-Spa and Fitness Center


3. Sistem keamanan
-24 Hour Security with CCTV
-Security Access to Lift Lobby


4. Fasilitas yang terintegrasi
-Shopping Mall
-Branded Supermarket
-Fine Dining Restaurant
-Food & Beverage Entertainment
-Waterpark


Mengapa apartemen Gangnam District? Dalam satu tahun jumlah penduduk kota Bekasi bertambah 200 ribu orang sehingga permintaan temat tinggal pun semakin banyak. Untuk memenuhi permintaan tersebut apartemen Gangnam District dibangun di kota Bekasi dengan penawaran harga yang sangat terjangkau, yaitu mulai harga 268 juta rupiah dengan fasilitas bintang 5. Kota Bekasi akan terus dipercantik oleh pemerintah daerah Bekasi dengan membangun pedestrian yang mirip pedestrian di Perancis. sehingga pejalan kaki merasa semakin nyaman. Di kuartal IV-2016 penjualan properti di kota Bekasi mengalami kenaikan sebesar 25-40%. Kebanyakan konsumen merupakan investor yang membidik residensial dengan harga mulai 1-2 miliar rupiah. Oleh karena itu, apartemen Gangnam District menjadi salah satu solusi penduduk baru kota Bekasi untuk bisa memiliki rumah sendiri. Selain itu, apartemen ini juga menarik karena menerapkan teknologi Smart Home System dari Lifetime yang memudahkan penghuni mengontrol apartemennya. 

masterplan Gangnam District di kota Bekasi
Master Plan Gangnam District
Untuk info selanjutnya, bisa mengakses